Minggu, 17 Januari 2010

Adab Bertamu

Bagaimana adab bertamu yang baik? Sekilas kita anggap ini basa-basi, namun sesungguhnya Islam sendiri telah memberikan panduan bagaimana tidak saja menjadi tamu yang baik, namun juga bagaimana menjadi tuan rumah yang baik. Bahkan, sebenarnya dalam Islam, bertamu tidak mesti menginap, bahkan menjadi/mendapat undangan (pernikahan/walimahan, sunatan, ataupun yang lain), sudah dapat dikategorikan sebagai bertamu. Dengan demikian, hal yang serupa juga berlaku untuk tuan rumah. Dia tidak mesti harus ‘diinapi’, namun mengundang saja sudah dapat digolongkan sebagai tuan rumah.

Bertamu adalah berkunjung ke tempat ke tempat kediaman orang lain. Kunjungan itu kita lakukan biasanya karena ada keperluan, bisa karena diundang atau kita yang ingin berkunjung. Jika bertamu diikuti dengan maksud yang baik dan didasari dengan niat ikhlas karena Allah SWT serta untuk mendapat rahmat dan rida-Nya termasuk silaturahmi. Dalam Islam, silaturahmi dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa ia berkata:”Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia melakukan silaturahmi.’” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kita sebagai orang Islam harus mengetahui adab dan tata krama. Beberapa adab bertamu bagi tamu antara lain sebagai berikut:

1. Hendaknya tidak membedakan antara undangan orang fakir dengan undangan orang yang kaya, karena tidak memenuhi undangan orang faqir itu merupakan pukulan (cambuk) terhadap perasaannya. Ini berarti Islam secara NYATA mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan manusia, kecuali dalam hal takwa.Apabila kita sedang berpuasa sekalipun, diharapkan hadir. Ada hadits yang bersumber dari Jabir Radhiallaahu anhu menyebutkan bahwasanya Rasululloh SAW bersabda:”Barangsiapa yang diundang untuk jamuan sedangkan ia berpuasa, maka hendaklah ia menghadirinya. Jika ia suka makanlah dan jika tidak, tidaklah mengapa.” (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani).

2. Hendaknya memenuhi undangan dan tidak terlambat darinya kecuali ada udzur/halangan, karena hadits Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam mengatakan:“Barangsiapa yang diundang kepada walimah atau yang serupa, hendaklah ia memenuhinya”. (HR. Muslim)

3. Hendaknya mendo`akan untuk orang yang mengundangnya seusai menyantap hidangannya. “Ya Allah, ampunilah mereka, belas kasihilah mereka, berkahilah bagi mereka apa yang telah Engkau karunia-kan kepada mereka. Ya Allah, berilah makan orang yang telah memberi kami makan, dan berilah minum orang yang memberi kami minum”.

4. Jangan terlalu lama menunggu di saat bertamu karena ini memberatkan yang punya rumah juga jangan tergesa-gesa datang karena membuat yang punya rumah kaget sebelum semuanya siap. Bertamu tidak boleh lebih dari tiga hari, kecuali kalau tuan rumah memaksa untuk tinggal lebih dari itu.

5. Hendaknya pulang dengan hati lapang dan memaafkan kekurang apa saja yang terjadi pada tuan rumah.

6. Tidak Mengintai Ke Dalam Bilik. Jika kita hendak bertamu dan telah sampai di halaman rumah, tidak diizinkan mengintip melalui jendela atau bilik, walaupun tujuannya ingin mengetahui penghuninya ada atau tidak.

7. Tidak Masuk Rumah Walaupun Terbuka Pintunya. Dari ayat 27 An Nuur, sebagaimana telah ditulis di atas, kita baru boleh masuk rumah orang lain harus mendapatkan izin dari pemilik rumah.

8. Minta Izin Maksimal Tiga Kali. Tamu yang hendak masuk di (halaman) rumah orang lain jika telah meminta izin tiga kali, tidak ada yang menjawab atau tidak diizinkan, hendaknya pergi. Dari Abu Sa’id Al-Khudri ia berkata,“Abu Musa telah meminta izin tiga kali kepada Umar untuk memasuki rumahnya, tetapi tidak ada yang menjawab, lalu dia pergi, maka sahabat Umar menemuinya dan bertanya,”Mengapa kamu kembali?” Dia menjawab,”Saya mendengar Rasululloh bersabda,”Barangsiapa meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan, maka hendaklah kembali.”

9. Tidak Menghadap Ke Arah Pintu Masuk. Ketika tamu tiba di depan rumah, hendaknya tidak menghadap ke arah pintu. Tetapi hendaknya dia berdiri di sebelah pintu, baik di kanan maupun di sebelah kiri. Hal ini dicontohkan Rasululloh SAW.Dari Abdulloh bin Bisyer ia berkata,“Adalah Rasululloh SAW apabila mendatangi pintu suatu kaum, beliau tidak menghadapkan wajahnya ke depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan ”Assalamu ‘alaikum … assalamu ‘alaikum …”

10. Hendaknya Menyebut Nama Yang Jelas. Ketika tuan rumah menanyakan nama, tamu tidak boleh menjawab dengan jawaban “Saya” atau jawaban yang tidak jelas. Karena tujuan tuan rumah bertanya adalah ingin tahu siapa tamu yang mengunjunginya dan untuk menentukan sikap apakah tamu tersebut boleh masuk atau tidak.

11. Dalam bertamu, jika memang harus menginap, maka jangan lebih dari tiga hari, kecuali jika tuan rumah memaksa, baru boleh.

12. Memberitahukan perihal kedatangannya (untuk minta izin) sebelum bertamu.

13. Berwajah ceria dan bertutur kata lembut dan baik ketika bertemu. Wajah muram dan tutur kata kasar adalah perangai yang tidak disenangi oleh setiap jiwa yang menemuinya. Allah telah memerintahkan untuk bersikap lemah lembut, baik dalam hiasan rona wajah maupun tutur kata kepada setiap bani Adam, dan lebih khusus lagi terhadap orang-orang yang beriman. Dia telah berfirman : “Dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman” (QS. Al-Hijr : 88).

14. Tidak boleh seorang laki-laki bertamu kepada seorang wanita yang suaminya atau mahramnya tidak ada di rumah. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sangat keras menekankan pelarangan ini.

Artikel Terkait:



7 komentar:

  1. Wah...biasanya kalau bertamu bang Pendi langsung nyelonong aja tuh mbah..apalagi kalau dari depan sudah kecium bau makanan enak dari dapur...he...he

    Makasih telah berbagi...

    BalasHapus
  2. setuju dengan Noor's blog, tamu2 zaman sekarang ga bisa liad pintu kebuka dikit aza langsung nyelonong :D

    BalasHapus
  3. weleh weleh.... ceritane belajar adab iki mau hehehhe suwun mbaaaaaaaaah..
    http://antoexs.blogspot.com/2010/01/hunting-di-taman-wisata-selorejo-malang.html

    BalasHapus
  4. salam sobat
    trims sudah diberi tahu adab bertamu,,
    ada 14 nich,,harus diingat..
    apa kabar mas,,
    maaf baru berkunjung lagi.

    BalasHapus
  5. rachmat@ tul bgt mas apalagi kalo kita punya hutang gkkkk
    Nura @ alhamdulillah bu kabar baik, gmana dengan ibu juga?

    BalasHapus
  6. wah bisa jadi bahan masukan tuw biar sopan gitu lo bertanu ke rumah orang lainnnn...........

    BalasHapus

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Sehabis Membaca