Sabtu, 17 April 2010

Sejarah Tanjung Priok dan Makam Mbah Priuk

Sesama mbah..mbah cyber juga turut berduka atas terjadinya kerusuhan di sekitar makam Mbah Priuk. Apa nggak takut kualat ya..berantem di areal makan Mbah Priuk. Lantas siapa Mbah Priok? Mbah Priok terkait erat dengan sejarah kota Jakarta dan perkembangan Islam di Jawa. Nama daerah Tanjung Priok yang kita kenal sekarang ini, lahir dari kisah hidup Mbah Priok.

Mbah Priok adalah nama lain dari Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad. Habib Hasan adalah penyebar Islam di wilayah Kotamadya Jakarta Utara pada abad ke-18. Ulama ini meninggal pada tahun 1756 karena kapalnya terkena badai di laut utara Jakarta yang sekarang bernama Tanjung Priuk.

Saat Habib Hasan dimakamkan, batu nisannya adalah dayung kapal yang patah dan periuk nasi milik Habib Hasan. Di makam itu juga ditanam Bunga Tanjung. Kemudian, dari makam ini lahirlah nama Tanjung Priok yang merujuk pada bunga Tanjung dan periuk nasi di makam ulama ini.

Dahulu, makam asli Mbah Priok ada di kawasan Pondok Dayung. Makam ini lalu dipindahkan ke lokasi yang ada sekarang. Seiring waktu berjalan, kawasan di sekitar makam Mbah Priok, tumbuh menjadi kawasan pelabuhan terpadu Tanjung Priok. Hingga saat ini, makam Mbah Priok menjadi salah satu tempat ziarah di Jakarta. Para peziarah datang dari berbagai wilayah di Indonesia, baik dari Jawa, Sumatera, Kalimantan dan dari daerah lainnya di Indonesia.

Makam ulama ini, kini berada di dekat Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, Jakarta Utara. Selain makam, ada juga beberapa perumahan milik warga. Karena wilayah ini dekat dengan pelabuhan, mulailah timbul perselisihan dengan warga dan ahli waris makam dengan pengelola pelabuhan. Semoga peristiwa kelam kemarin tidak akan terjadi lagi di Negeri kita ini. Toh penyelesaian setiap masalah dengan musyawarah lebih baik daripada menggunakan cara kekerasan.

Artikel Terkait:



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Sehabis Membaca