Jumat, 14 Agustus 2009

Islam Vs Terorisme

Sudah lebih dari tiga pekan, sejak terjadinya ledakan bom kembar di dua hotel megah di Jakarta yakni Ritz Carlton dan JW Marriot hingga sekarang, belum jelas benar penyelesaian kasus tersebut. Meski sudah ada kemajuan yang dicapai oleh pihak kepolisian khususnya Tim Densus 88 Anti Teror dalam mengusut kasus ini.

Sejak awal tokoh-tokoh ormas, partai dan gerakan islam telah mengingatkan agar tidak mengaitkan isu terorisme dengan Islam. Karena memang tidak ada kaitannya, tetapi ibarat cek kosong isu terorisme ini bisa digunakan oleh siapa saja dan untuk kepentingan apapun.

Lihat saja, begitu bom meledak, isu ini segera digunakan untuk menyerang lawan politik yang bertarung dalam Pilpres lalu dengan mengatakan bahwa ada pihak yang tidak ingin ada capres/cawapres tertentu menang. Setelah reda tuduhan tersebut menggelinding kepada ideologi islam, Wahabi Radikal dan sebagainya.

Pihak yang sejak awal ingin mempunyai kewenangan lebih segera saja menunggangi isu ini untuk mewujudkan ambisinya. Mereka mengusulkan dibukanya kembali RUU Intelijen, RUU Keamanan Negara dan sejenisnya. Media massa, khususnya TV yang tidak mempunyai ideologi yang ada hanya pasar dan pasar akhirnya juga terjebak dalam skenario terorisme baru yang lebih masif dan mengerikan. Akhirnya islam, umat islam dan organisasi islam pun menjadi korban baru kata "terorisme" tersebut.

Dalam kasus peledakan bom di hotel Ritz Carlton dan JW Marriot, kesimpulan disampaikan oleh mantan Dansatgas BAIS TNI, Mayjen (Purn) TNI Abdul Salam merupakan bentuk operasi organik yang eksekusinya mempunyai standar prosedur yang tinggi sehingga sulit dideteksi. Operasi ini hanya bisa dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli baik dari dalam maupun luar negeri.

Benar, bahwa ada orang Indonesia yang menjadi pelaku, tetapi benarkan mereka berdiri sendiri? namun terdapat beberapa opsi dan kesimpulan yaitu;

1. Boleh jadi mereka melakukan sendiri dan untuk kepentingan sendiri tetapi kemudian ditunggangi.

2. Boleh jadi mereka diprovokasi dan diperalat untuk kepentingan orang lain.

3. Boleh jadi mereka tidak tahu sama sekali kemudian dimanfaatkan.

Kekerasan dalam islam tidak dibenarkan apapun bentuknya kecuali untuk melindungi diri dari serangan musuh seperti yang terjadi di Palestina, Afganistan dan negara-negara lainnya yang di invasi oleh negara asing.

Nah, jika ada opsi atau kesimpulan saya tersebut yang masih terdapat kekurangan silahkan tambahkan di komentar anda ya.

Artikel Terkait:



3 komentar:

  1. saya setuju...

    terorisme sudah muncul sejak masa daulah utsmaniyah, dengan korban pertamanya yaitu shahabat utsman bin affan.. lalu berlanjut dalam masa khalifahan ali.. dan saat itu shabat Ali menjadi korban..

    terorisme dalam islam dilakukan oleh kelompok sempalan KHAWARIJ.

    Rasulullah -shallallhu'alaihi wasalam- telah mengingatkan kita akan bahaya kelompok ini. beliau mengatakan, mereka (khawarij) membaca qur'an namun tidak sampai kerongkongan mereka....

    merka adalah sejelek-jelek makhluk di kolong langit..

    sangat bahaya sekali..


    lhat citra islam yg mulia menjadi mimik yg menakutkan gara2 kelompok sempalan ini....

    wallahul musta'an.

    BalasHapus
  2. iya broww kynya bangsa kite ini lagi sedang di uji/cobaan/azab gak tw yang mana nih,,, tp menurut ane biang keladinya ada di malaysia tuh soalnya setahu ane sumber dananya ada disana,,,(maaf kalo salah)

    BalasHapus
  3. Makasih udah mampir, semoga bangsa kita jadi bangsa yang bermartabat

    BalasHapus

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Sehabis Membaca