Napoleon Bonaparte adalah anak kedua dari tujuh bersaudara. Ia lahir di Casa Bounaparte, di kota Ajaccio, Korsika, pada tanggal 15 Agustus 1769, satu tahun setelah kepulauan tersebut diserahterimakan Republik Genoa kepada Perancis.Ia lahir dengan nama Napoleone di Bounaparte, namun ia mengubah namanya menjadi Napoléon Bonaparte yang lebih berbau Perancis. Pada masa kejayaannya, Napoleon Bonaparte menguasai hampir seluruh dataran Eropa baik dengan diplomasi maupun peperangan. Diantaranya adalah Belanda dengan diangkatnya adiknya Louis Napoleon,Spanyol dengan diangkatnya Joseph Napoleon, Swedia dengan diangkatnya Jenderal Bernadotte sebagai raja yang kemudian melakukan pengkhianatan, sebagian besar wilayah Italia yang direbut dari Austria dan Polandia dengan diangkatnya Joseph Poniatowski sebagai wali negara Polandia.
Menikahi seorang janda bernama Joséphine de Beauharnais, kehidupan perkawinan Napoleon penuh dengan ketidakpercayaan dan perselingkuhan diantaranya perselingkuhan Napoleon dengan gadis Polandia Maria Walewska sampai akhirnya Joséphine menjadi istri yang setia. Karena usianya yang lebih tua, Joséphine tidak memberikan keturunan pada Napoleon yang kemudian diceraikannya. Kemudian menikah lagi dengan Putri Kaisar Austria Marie Louise putri dari Kaisar Francois I yang mengikat persekutuan Austria dan Perancis yang dilakukan Kaisar Austria atas nasihat perdana menteri Matternich untuk menyelamatkan negaranya. Pernikahan itu berakhir dengan kekalahan Napoleon yang pertama dengan jatuhnya kota Paris akibat diserang Rusia, Austria dan Prusia serta dibuangnya Napoleon ke pulau Elba. Marie Louise sendiri dibawa pulang oleh ayahnya ke Wina.
Namun tidak semua peperangan di Eropa dimenangkannya. Kegagalannya menghadapi gerilyawan di Spanyol. Kekalahan pada pertempuran laut di Trafalgar antara armada Perancis-Spanyol yang dipimpin oleh Admiral Villeneuve dengan armada Britania Raya yang dipimpin oleh Laksamana Nelson meskipun Nelson gugur dalam pertempuran ini (terkena tembakan sniper Perancis). Kegagalan dalam kampanye di Mesir yang akibatnya berhadapan dengan kekuatan Britania, Mesir dan Turki. Kegagalan dalam menyerang Rusia karena ketangguhan dan kecerdikan strategi Jendral Kotusov dan Tsar Aleksandr I dalam menghadapi pasukan Perancis dengan memanfaatkan musim dingin Rusia yang dikenal mematikan serta pengkhianatan Raja Swedia Jendral Bernadotte. Strategi Rusia dalam hal ini adalah membakar kota Moskwa ketika Napoleon berhasil menaklukkan kota itu dan mengharapkan sumber logistik baru. Kekalahan di Rusia diulangi lagi oleh Adolf Hitler dari Jerman pada Perang Dunia II. Kekalahan yang mengakhiri kariernya sebagai Kaisar Perancis setelah melarikan diri dari Pulau Elba dan memerintah kembali di Perancis selama 100 hari adalah kekalahan di Waterloo ketika berhadapan dengan kekuatan Inggris yang dipimpin Duke of Wellington, Belanda oleh Pangeran van Oranje dan Prusia yang dipimpin oleh General Blücher serta persenjataan baru hasil temuan Jendral Shrapnel dari Inggris, yang mengakibatkan dia dibuang ke Pulau Saint Helena sampai wafatnya.
Sejarah Belanda tidak pernah sepenuhnya dapat dipisahkan dari perkembangan yang terjadi di negara lain. Hal ini jelas terlihat pada akhir Abad ke-18 dan awal Abad ke-19 ketika Prancis mendesakkan pengaruhnya yang kuat kepada gelanggang politik Belanda dan "prajurit kecil" Napoleon Bonaparte menjadi pemimpin Prancis. Napoleon adalah seorang militer yang menjatuhkan pemerintahan Prancis pada tahun 1799 dan setelah itu mengambil alih kekuasaan bukan saja di Prancis tetapi juga di seluruh wilayah yang ditaklukkan oleh angkatan bersenjata Prancis. Kemudian, sebagai seorang jendral, beliau memimpin pasukannya untuk berperang melawan Kerajaan Austria, Kekaisaran Rusia dan Raja Inggris.
Sejak tahun 1806, Napoleon memimpin hampir seluruh Eropa sebagai seorang "raja zalim yang tercerahkan."
Republik Belanda sudah jatuh ke tangan pasukan Prancis tahun 1795 dengan bantuan kaum Patriot di Belanda. Hingga tahun 1806, Republik Batavia, sebagaimana sebutan untuk Belanda pada saat itu, bertahan sebagai sebuah wilayah yang merdeka dari Prancis tetapi dalam kenyataannya tidak bisa berbuat banyak tanpa persetujuan pihak Prancis. Tahun 1806, Napoleon menunjuk saudara lelakinya Louis sebagai King of Holland dan Belanda menjadi sebuah kerajaan. Hal ini menjadi fondasi bagi lahirnya monarki di kemudian hari. Tahun 1810 Napoleon menghentikan kekuasaan saudara lelakinya dan Belanda disatukan ke dalam Kerajaan Prancis. Tiga tahun kemudian Napoleon dikalahkan dan dibuang ke Elba; Belanda memperoleh kembali kemerdekaannya.
Napoleon jelas memainkan perang penting dalam sejarah Eropa pada saat itu. Salah satu pencapaiannya yang penting adalah modernisasi prosedur administrasi dan sistem peradilan di wilayah kekuasaannya. Beliau juga menerapkan sistem bobot (kilogram) dan juga sistem pengukuran (meter) yang baru. Selain itu, pendaftaran kelahiran, kematian dan perkawinan diperkenalkan serta setiap orang diharuskan mempunyai nama keluarga.
Tanggapan Belanda terhadap modernisasi tersebut bermacam-macam. Sebagai contoh, sebagian orang percaya bahwa Code Napoleon, kode sipil Prancis, sebagai sebuah kemajuan yang besar dibandingkan dengan hukum lokal mereka. Kode sipil yang baru menciptakan aturan hukum yang memperlakukan setiap orang dengan sejajar, dan proses peradilan dilakukan secara terbuka. Para penentangnya berpendapat bahwa Napoleon tidak mempertimbangkan budaya dan tradisi lokal yang jumlahnya sangat banyak. Panggilan untuk menjalankan wajib militer juga mengundang banyak pertentangan terutama ketika tuntutan untuk berperang bagi para prajurit tampaknya tidak pernah berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Sehabis Membaca