Nazaruddin mengatakan bahwa dia tidak ingin merusak partai yang telah membesarkannya, namun ia hanya mempermasalahkan kasus ini secara pribadi alias personal. Nazaruddin menuding bahwa Anas telah mengorbankannya atas kasus wisma atlit, padahal ia tidak menerima sepeserpun uang hasil proyek APBN tersebut.
Begitulah politik, begitu kejam. Hari ini menjadi teman dekat, bahkan seperjuangan. Besok dengan tiba-tiba bisa menjadi musuh abadi.
Tapi kenapa masih banyak orang yang berminat terjun ke dunia politik, bukankah politik itu kejam. Apakah semua karena jabatan? fasilitas atau uang yang begitu mudah didapatkan begitu menjadi seorang politisi yang berhasil menduduki jabatan sebagai legislatif.
Perseteruan Nazaruddin vs Anas semakin hari kian memanas. Ada yang menyerang dan ada yang mengelak. Semua harus bisa dibuktikan secara hukum kebenarannya.
Sampai kapan kisruh antara kedua orang ini akan berakhir. Dari tempat yng tidak diketahui lokasinya, Nazaruddin bicara blak-blakan via skype. Membongkar semua aib Anas yang selama ini tersimpan rapi. Akan tetapi semua hal ini harus dibuktikan oleh bung Nazaruddin sehingga tidak menjadi pepesan kosong.
Bagaimana saudara Nazaruddin apakah anda siap membuktikan semua nyanyian anda selama ini? Anda seharusnya berani jika memang merasa tidak bersalah atas pembangunan wisma atlit di Palembang yang konon katanya terjadi korupsi, kolusi atau apalah namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Sehabis Membaca