Juru bicara pemerintah Libya, Mussa Ibrahim, dalam konferensi pers, menuduh NATO mendukung aksi serangan pemberontak dengan kekuatan udaranya. Ia mengklaim sebanyak 1.300 orang telah tewas dalam serangan pemberontak di Tripoli.
Namun ia bersikeras rezim Libya masih kuat dan ribuan relawan dan tentara siap untuk bertempur. "Kami masih memiliki ribuan dan ribuan lagi pejuang," katanya.
Sejauh ini belum ada yang bisa memverifikasi secara independen jumlah korban tewas yang disebut Mussa. Saat ini katanya, pemerintahan Khadafi sedang menyiapkan upaya perundingan dengan kelompok pemberontak yang tergabung dalam Dewan Transisi Nasional (NTC).
Meski dua putranya, Seif Al-Islam dan Muhammad telah ditangkap para pemberontak dan ibukota Libya, Tripoli telah jatuh, Pemimpin Tertinggi Libya Moammar Khadafi masih sempat mengeluarkan pesan ketiga hari ini.
Ia mendesak warga Tripoli untuk membersihkan ibukota dari kelompok pemberontak. "Bagaimana Anda bisa membiarkan Tripoli, berada dalam pendudukan lagi? Para pengkhianat itu telah membuka jalan bagi pasukan pendudukan untuk memasuki Tripoli," kata Khadafi.
Ia yakin pemerintahannya masih memiliki ribuan pengikut bersenjata yang setia di pusat kota, walau sebagian laporan menyebutkan banyak dari mereka telah menyerah kepada tentara pemberontak.
Bahkan, Khadafi dengan tegas menolak untuk melepaskan kekuasaan. Ia bersumpah untuk tidak menyerah dan membual ia akan muncul sebagai pemenang dalam pertempuran di Tripoli. "Kami tidak akan meninggalkan Tripoli untuk memberikan tanah ini kepada pemberontak. Saya dengan Anda dalam pertempuran ini. Kami tidak menyerah dan oleh rahmat Allah, kita akan meraih kemenangan," katanya dalam siaran di televisi setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda Sehabis Membaca